Khasiat dan Manfaat Jati Belanda

Khasiat-Dan-Manfaat-Jati-BelandaKhasiat tanaman Jati Belanda ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai obat pelangsing tubuh, penurun kolesterol, penyakit jantung, diare, dll.

Sebagai Obat pelangsing tubuh
Bahan:
7 lembar daun Jati Belanda,
1 ruas rimpang bangle dan
1 ruas temulawak atau kunir putih
Cara Pengolahan:
Cuci bersih semua bahan tersebut kemudian direbus dengan 1 ½ gelas air putih sampai tersisa 1 gelas air saja, kemudian saring dan dinginkan lalu diminum.
Selama mengkonsumsi ramuan ini disarankan agar tetap memperbanyak meminum air putih.

Penurun kolesterol
Bahan:
3 lembar daun Jati Belanda yang telah dikeringkan
Cara Pengolahan:
3 lembar daun Jati Belanda yang telah dikeringkan diseduh dengan air panas secukupnya. Diminum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari masing-masing 1 gelas.

Obat Diare
Bahan:
Daun Jati Belanda yang sudah dikeringkan dan dijadikan serbuk ±20 gr,
1 ruas jari kencur yang telah dimemarkan
Cara Pengolahan:
Rebus bahan tersebut dengan air sampai mendidih, kemudian saring dan dinginkan. Minum Ramuan Jati Belanda ini 2 kali sehari pada pagi dan sore hari masing-masing 1 gelas.

Baca juga Mengenal Tanaman Jati Belanda

Related Posts:

Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.)


Jati-Belanda
Jati Belanda merupakan tumbuhan berupa semak atau pohon, tinggi 10-20 m, percabangan ramping. Bentuk daun bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2-10 cm, pangkal menyerong berbentuk jantung, bagian ujung tajam, permukaan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut rapat, panjang tangkai daun 5-25 mm, mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3-6 cm.

Perbungaan berupa mayang, panjang 2-4 cm, berbunga banyak, bentuk bunga agak ramping dan berbau wangi; panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm; kelopak bunga lebih kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning, panjang 3-4 mm; tajuk terbagi dalam 2 bagian, berwarna ungu tua kadang-kadang kuning tua, panjang 3-4 mm; bagian bawah terbentuk garis panjang 2-2,5 mm; tabung benang sari berbentuk 5 mangkuk; bakal buah berambut, panjang buah 2-3,5 cm. Buah yang telah masak berwarna hitam (Anonim, 1979).

Tanaman Jati Belanda dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, dari tanah subur hingga berbatu, tetapi pertumbuhan terbaik ada di dataran rendah pada tipe tanah alluvial dan liat. Tanaman ini ditemukan di hutan kering maupun basah, biasanya merupakan vegetasi dari hutan sekunder. Lingkungan tumbuhnya pada daerah dengan ketinggian 0 sampai 1200 m dari permukan laut dengan curah hujan tahunan 700 sampai 1500 mm dan musim kering 4 sampai 7 bulan. Tanaman ini merupakan tanaman pioner yang tumbuh baik pada daerah dengan cahaya penuh (Valkemburg dan Horsten, 2001).

Related Posts:

Budidaya Jati Belanda


Budidaya-Jati-BelandaMetode penanaman Jati Belanda: dengan biji dan stek batang atau cangkok.
Untuk membudidayakan tanaman Jati Belanda, hal yang terpenting adalah pemilihan lokasi dan pemilihan tempat tanaman yang cukup mendapat sinar matahari.

Pembuatan bibit tanaman Jati Belanda dilakukan dengan menggunakan biji atau benih tanaman. Lakukan penyemaian pada benih dengan meletakkannya pada bak penyemaian yang berisi campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1. Setelah benih berkecambah, kira-kira 2 minggu, atau setelah berdaun 3-4 helai, maka segera dipindahkan ke dalam plastik yang berisi campuran tanah dan kompos. Setelah bibit berumur 6 minggu, maka pertanda bibit siap untuk ditanam.

Pengolahan lahan dimulai dengan mencangkul lahan sedalam kira-kira 30 cm, kemudian lahan dibagi menjadi petak-petak. Buatlah lubang pada tiap petak dengan diameter ±20 cm dan dalam ±25 cm. Tiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 5 kg/lubang dan TSP sebanyak 10 gram/lubang sebagai pupuk dasar. Jarak tanam antara 100x100 cm. Bibit yang telah disiapkan pada plastik langsung dimasukkan ke lubang tanam dan ditutup dengan tanah sampai rata. Lakukan kontrol kelembaban pada bibit dengan cara memberikan pengairan yang cukup. Pemupukan, pengairan, penyiangan dan pemberantasan hama penyakit merupakan hal pokok yang harus dilakukan pada masa pemeliharaan agar tanaman Jati Belanda dapat tumbuh subur. Selanjutnya cara panen pada tanaman Jati Belanda dengan cara memotong ranting tanaman, kemudian daun dipetik dan dikumpulkan dalam wadah, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui hasil produksinya

Panen Jati Belanda dilakukan dengan cara memotong ranting tanaman dengan gunting tanaman atau sabit, kemudian daun dipetik dan dikumpulkan dalam wadah, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui hasil produksinya.

Related Posts:

Khasiat dan Manfaat Jahe Merah


Khasiat dan Manfaat Jahe Merah telah lama digunakan untuk obat tradisional seperti; untuk mengatasi rematik, mengatasi Stroke, mengatasi asma, mengatasi keropos tulang, menambah gairah seks, dll

Khasiat dan Manfaat Jahe Merah serta cara pengolahannya

1.    Untuk Atasi Rematik
·      Jahe Merah segar 20 gram, temulawak 20 gram, cabe jawa 20 gram, kumis kucing 30 gram, dan daun komfrey 30 gram dicuci bersih kemudian rajang atau iris tipis, rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas air saja lalu saring. Diminum 2 kali pada pagi dan sore hari masing-masing 1 gelas.
2.    Untuk Atasi Stroke
·      Jahe Merah 20 gram, mengkudu 40 gram, pule pandak 20 gram, daun dewa 30 gram, daun cermai 20 gram dicuci kemudian dirajang atau diiris kecil-kecil, rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 1 1/2 gelas air saja lalu saring. Diminum 3 kali pada pagi, siang dan sore hari setelah makan masing-masing 1/2 gelas.
3.    Untuk Atasi Asma
·      Jahe Merah segar 20 gram, daun sambiloto segar 30 gram, daun randu 30 gram, daun lampes 20 gram dicuci kemudian dirajang atau diiris kecil-kecil, rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas air saja lalu saring. Diminum 2 kali pada pagi dan sore hari setelah makan masing-masing 1 gelas. tambahkan madu dan perasan jeruk nipis agar rasanya lebih segar.
4.    Untuk Atasi Keropos Tulang
·  Jahe Merah segar 20 gram, kacang hijau 30 gram, kapulaga 10 gram, merica 15 gram dan kayumanis 20 gram dicuci kemudian dimemarkan, rebus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas air saja lalu saring. Diminum 2 kali pada pagi dan sore hari masing-masing 1 gelas
5.    Menambah Gairah Seks

·  Jahe Merah 15 gram, gingseng 30 gram, cabe jawa 20 gram, lada hitam 20 gram dicuci kemudian direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas air saja lalu saring. Diminum 2 kali pada pagi dan sore hari setelah makan masing-masing 1 gelas. tambahkan kuning telur 1 butir dan 2 sendok makan madu murni. Aduk rata sebelum diminum.


Baca juga Mengenal Jahe Merah

Related Posts:

Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum)


Jahe-Merah
Jahe Merah merupakan tanaman berbatang semu,tinggi 30 cm sampai dengan 1 m, tegak, tidak bercabang, tersusun ataslembaran pelepah daun, berbentuk bulat, berwarna hijau pucat dan warna pangkal batang kemerahan. Akar jahe berbentuk bulat, ramping, berserat, berwarna putih sampai coklat terang.
Tanaman ini berbunga majemuk berupa malai muncul di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit, dan sangat tajam (Wardana,2002). Tanaman jahe membentuk rimpang yang ukurannya tergantung pada jenisnya. Bentuk rimpang pada umumnya gemuk agak pipih dan tampak berbuku-buku. Rimpang jahe berkulit agak tebal yang membungkus daging rimpang, yang kulitnya mudah dikelupas (Rismunandar, 1988). Jahe Merah memiliki rimpang kecil, ramping, kurang mengandung air, berwarna merah atau jingga, dan rasanya pedas. Jahe Merah ini juga dikenal dengan sebutan jahe sunti.

Kadar minyak atsiri pada jahe pedas di atas 3 ml tiap 100 gram rimpang. Jahe Merah ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional. Batang semu Jahe Merah berbentuk bulat kecil, berwarna hijau kemerahan, dan agak keras karena diselubungi oleh pelepah daun. Tinggi tanaman mencapai 34, 18-62, 28 cm (Lantera, 2002). Daun tersusun berselang-seling secara teratur dan memiliki warna yang lebih hijau (gelap) dibandingkan dengan kedua tipe lainnya. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda dibandingkan dengan bagian bawahnya. Rimpang Jahe Merah ini berwarna merah hingga jingga muda. Aromanya tajam dan rasanya sangat pedas.

Related Posts:

Budidaya Jahe Merah


Budidaya-Jahe-Merah
Metode penanaman Jahe Merah menggunakan Polybag.
Dengan menyediakan polybag yang diisi dengan tanah, pasir dan pupuk organik dengan komposisi perbandingan 1:1:1, penyiapkan bibit; bibit yg baik biasanya yang berumur tua, tidak ada luka atau lecet dan berwarna cerah. Setelah mendapatkan bibit yang baik kemudian lakukan perendaman pada bibit dengan larutan fungisida selama ± 15 menit dengan tujuan membebaskan bibit dari penyakit, jamur ataupun gangguan penyakit lainnya yang dapat menyebabkan kebusukan pada bibit. Selanjutnya dengan melakukan penyemaian pada bibit tadi dengan menempatkan bibit ditempat yang lembab dan terhindar dari sinar matahari secara langsung; gunakan jerami atau alang-alang sebagai alas dan penutupnya. Lakukan pengontrolan tiap hari untuk menjaga agar kondisi bibit tetap pada keadaan lembab, apabila terlalu kering lakukan penyiraman sedikit demi sedikit hingga bibit terlihat lembab kembali.

Pada usia semai ± 2 minggu bibit Jahe Merah seharusnya sudah mengeluarkan tunas sebagai pertanda bibit Jahe Merah sudah siap untuk dipindahkan ke media Polybag yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pindahkan bibit kedalam polybag dengan menancapkan 3 – 4 rimpang dengan posisi mata tunas berada diatas, uruk sedikit dengan tanah ±4cm atau dapat pula ditutup pakai jerami dengan ketebalan yang sama. Siram dengan air secukupnya lalu tempatkan pada daerah yang tidak terkena cahaya matahari langsung sampai tunas mengeluarkan daun, agar daun tidak terlihat layu atau kekuningan dikarenakan terkena paparan sinar matahari.

Perawatan Jahe Merah; dengan melakukan penyiraman secara rutin pada usia tanam 0 – 3 bulan agar dapat menjaga kelembapannya. Di usia tanam mencapai 2 bulan lakukan pemupukan agar menjaga tingkat kesuburan Jahe Merah dengan memberikan pupuk organik sebanyak ±1/5 dari kapasitas media tanam. sebelum Jahe Merah mencapai usia 4 bulan lakukan penyiangan yang berguna untuk menghilangkan gulma pengganggu. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik lakukan proses pemupukan sebanyak 3 kali sebelum masa panen tiba.

Usia panen Jahe Merah biasanya pada saat usia tanam sudah mencapai 10 – 12 bulan, namun untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal yaitu usia tanam genap 1 tahun atau 12 bulan dimana Jahe Merah yang akan dipanen benar-benar sudah tua. Cara panennya pun mudah yaitu dengan menyobek plastik polybag, ambil dan cuci bersih rimpang Jahe Merah tersebut kemudian dikeringkan atau diangin anginkan.

Related Posts:

Khasiat dan Manfaat Cabe Jawa


Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman Cabe Jawa ini dipercaya mempunyai khasiat dan manfaat sebagai bahan obat-obatan diantaranya; sebagai obat kuat, membersihkan rahim setelah melahirkan, pencernaan terganggu, batuk, bronchitis, ayan, demam sehabis melahirkan, penguat lambung, paru dan jantung, tekanan darah rendah, hidung berlendir, rasa lemah, obat kumur, masuk angin, lemah syahwat, pereda kejang perut, obat urus urus untuk penderita penyakit hati, dll

Khasiat dan Manfaat Cabe Jawa serta cara pengolahannya

1.    Obat kuat. Membersihkan rahim sehabis melahirkan.
·    Akar kering cabe jawa sebanyak ± 3 gr ditumbuk halus, kemudian diseduh dengan air panas, aduk disaring lalu diminum. Sehari sekali.
2.    Pencernaan terganggu, batuk, bronchitis, ayan, demam sehabis melahirkan, penguat lambung, paru dan jantung, tekanan darah rendah, hidung berlendir.
·      6 gr buah mentah cabe jawa yang kering ditumbuk halus, kemudian diseduh dengan air panas, ditambah madu secukupnya, aduk disaring lalu diminum
3.    Rasa lemah (neurashenia)
·      6 butir cabe jawa, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang ¾ jari, daun ambiloto ¾ genggam dan gula enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, kemudian direbus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 kali masing-masing ¾ gelas.
4.    Obat kumur
·    3 lembar daun cabe jawa yang telah ditumbuk halus, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas, untuk kumur-kumur.
5.    Masuk angin
·      3 buah cabe jawa, daun poko (Mentha arvensis javanica Bl) ¼ genggam, daun kesumba keling (Bixaorellana L) ¼ genggam dan gula enau 3 jari, dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 ¼ gelas. Saring kemudian diminum sehari 3 kali masing-masing ¾ gelas.
6.    Pereda kejang perut
·      3 lembar daun cabe jawa ditumbuk hingga halus, kemudian diseduh dengan 1 gelas air, aduk lalu minum
7.    Obat urus-urus untuk penderita penyakit hati
·      3 buah cabe jawa dan lempuyang ditumbuk hingga halus, lalu diperas dan di minum airnya

Baca juga Mengenal Cabe Jawa

Related Posts:

Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.)


Cabe Jawa merupakan tumbuhan menahun, percabangan tidak teratur, tumbuh memanjat, melilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal seperti jantung atau membulat, ujung agak runcing atau meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, helaian daun liat seperti daging, warna hijau, panjang 8,5-30 cm, lebar 3-13 cm, tangkai daun 0,5-3 cm. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk; ibu tangkai bunga 0,5-2 cm; daun pelindung bentuk bulat telur sampai elips, 1-2 mm, berwarna kuning selama perkembangan bunga; bulir jantan 2-8 cm; benang sari 2, jarang 3, sangat pendek; bulir betina 1,5-3 cm; kepala putik 2-3, pendek, tumpul. Buah majemuk, termasuk tipe buah batu, keras, berlekatan atau bergerombol teratur dan menempel pada ibu tangkai buah, bentuk bulat panjang sampai silindris dengan bagian ujung menyempit, warna buah merah cerah; biji berdiameter 2-3 mm.

Cabe Jawa memiliki Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2-7 cm, garis tengah 4-8 mm, bertangkai panjang, berwarna hijau coklat kehitaman atau hitam, keras. Biji bulat pipih, keras, coklat kehitaman. Bau khas, aromatis, rasa pedas.

Kandungan Kimia Cabe Jawa
Alkaloid: piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans-4-dienamida; saponin, polifenol, minyak atsiri, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, 1-undesilenil-3,4-metilendioksibenzena, dan sesamin

Baca juga Cara Budidaya Cabe Jawa

Related Posts:

Budidaya Cabe Jawa

Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.)

Pembudidayaan Cabe Jawa harus dibudidayakan dengan tiang atau pohon panjatan, seperti halnya sirih, lada dan kemukus. Umumnya masyarakat menanam Cabe Jawa dengan merambatkannya pada pohon tanaman peneduh. Misalnya lamtoro, gamal, dan dadap. Kadang-kadang, Cabe Jawa juga ditanam dengan merambatkannya pada pohon buah seperti mangga, rambutan, dan duku. Meskipun memerlukan peneduh, Cabe Jawa tidak menghendaki naungan yang terlalu rapat. Sehingga lebih cocok untuk dirambatkan pada tanaman lamtoro, yang tajuknya tidak sangat transparan.

Meskipun menghasilkan biji, Cabe Jawa tidak pernah dibudidayakan dengan benih generatif. Benih Cabe Jawa selalu berupa stek, rundukan dan pemisahan anakan. Ada 2 (dua) macam bahan stek, yakni stek cabang (ruas) dan stek pucuk (tunas). Cabang yang digunakan sebagai bahan stek, harus berupa ruas produktif, yang tunasnya masih hidup. Ruas tua yang tunasnya sudah mati, tidak cocok digunakan sebagai bahan stek.

Stek disemaikan terlebih dahulu dalam bak pasir yang terlindungi dari terik matahari. Setelah tunas dan akar mulai tumbuh, stek dipindahkan ke polybag atau kantong plastik kecil, serta ditaruh di lokasi yang terkena sinar matahari sekitar 30%. Setelah benih tumbuh menjadi anakan dengan daun dan akar cukup, baru dipindahkan ke lapangan. Meskipun Cabe Jawa mutlak memerlukan pohon sebagai panjatan, dia tidak akan tumbuh baik kalau ditanam di bawah tanaman yang lingkar batangnya sudah terlalu besar.

Cabe Jawa memerlukan lahan dengan struktur tanah gembur yang kaya humus dan bahan organik. Elevasi tumbuhnya dari 0 m. dpl s/d 1000 m.dpl. dengan elevasi optimal antara 400 s/d 800 m. dpl. Curah hujan minimal 2000 mm per tahun. Cabe Jawa lebih cocok dibudidayakan bersama dengan kopi, kakao, dan kapulaga. Lamtoro, gamal, dan dadap. Sebagai peneduh tiga komoditas tadi, sekaligus digunakan sebagai panjatan Cabe Jawa.

Related Posts:

Khasiat Dan Manfaat Daun Salam


Masyarakat pada umumnya menggunakan Daun Salam sebagai; penambah cita rasa masakan, kesehatan pencernaan, mengobati hipertensi, mengobati asam urat, mengobati sakit mata, mengobati kolesterol, dll.

Khasiat dan Manfaat Daun Salam:
    Khasiat-Dan-Manfaat-Daun-Salam
  • Penambah cita rasa masakan

Dengan mencampurkan beberapa Daun Salam ke masakan yang sedang dibuat.
  • Kesehatan pencernaan

Kandungan vitamin dan juga mineral yang ada pada Daun Salam dapat memperlancar pencernaan dan dapat mengatasi masalah pencernaan seperti diare, sembelit, dan lainnya.
Untuk mengatasi diare menggunakan Daun Salam caranya mudah, yaitu meminum air rebusan Daun Salam yang dicampur dengan sedikit garam, minum air ini ketika Anda mengalami diare.
  • Mengobati hipertensi

Dengan meminum air rebusan Daun Salam rutin setiap hari. Kandungan mineral yang ada pada Daun Salam membuat peredaran darah semakin lancar dan juga dapat mengurangi tekanan darah tinggi. Anda bisa mencampur Daun Salam dengan daun sambiloto agar khasiatnya lebih manjur.
  • Mengobati asam urat

Asam urat merupakan penyakit persendian yang dapat menyerang siapa saja, terutama orang yang sudah lanjut usia. Untuk mengatasi asam urat, Anda bisa menggunakan Daun Salam. Manfaat Daun Salam untuk asam urat dapat menurunkan kadar asam urat pada sendi dan juga meringankan rasa sakit.
  • Mengobati sakit mata

Air rebusan dari Daun Salam juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit mata dan menjaga kesehatan mata. Cara mengobati sakit mata dengan Daun Salam sangat mudah, yakni air rebusan Daun Salam diusapkan pada mata yang sakit secara rutin setiap hari sampai sembuh.
  • Mengobati Kolesterol

Untuk mengatasi kolesterol jahat pada tubuh, Anda bisa menggunakan cara alami dengan Daun Salam. Manfaat Daun Salam untuk kolesterol yaitu dapat mengurangi kadar kolesterol jahat dalam tubuh, cara penggunaannya sangat mudah, minum air rebusan Daun Salam rutin setiap hari minimal dua kali sehari.

Sangat banyak Manfaat dan Khasiat Daun Salam yang bisa diambil dari Daun Salam ini. Membuat air rebusan Daun Salam setiap hari dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Namun yang perlu dicermati bahwa air rebusan Daun Salam hanya bisa digunakan sekali saja, jangan rebus Daun Salam beberapa kali karena dapat mengurangi mineral yang ada pada Daun Salam.

Related Posts:

Daun Salam

Daun-SalamDaun Salam (Eugenia polyantha) (Syzygium polyanthum)

Secara ilmiah tumbuhan Daun Salam ini diklasifikasikan sebagai Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub Divisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Sub kelas : Dialypetalae, Bangsa : Myrtales, Suku : Myrtacea, Marga : Syzygium, Jenis : Syzygium polyanthum
Struktur pohon
Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm, pepagan (kulit batang) berwarna coklat abau-abu, memecah atau bersisik. Daun berbentuk simpel, bangun daun jorong, pangkal daunnya tidak bertoreh dengan bentuk bangun bulat telur (ovatus), runcing pada ujung daun, pangkal daun tumpul (obtusus), terdapat tulang cabang danurat daun, daun bertulang menyirip (penniversis), tepi daun rata (integer). Daun majemuk menyirip ganda (bipinnatus) dengan jumlah anak daun yang ganjil, daging daun seperti perkamen (perkamenteus) daunnya duduk, letak daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae), tangkai daunnya menebal di pangkal dan ujung, beraroma wangi dan baru dapat digunakan bila sudah dikeringkan.

Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm, Helai daun berbentuk jorong lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.

Batang tinggi berkisar antara 60 kaki hingga 90 kaki, bercabang-cabang, biasanya tumbuh liar di hutan. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), berkayu (lignosus) biasanya keras dan kuat, bentuk batangnya bulat (teres), batangnya beralur (sulcatus), cara percabangannya monopodial karena batang pokok selalu tampak jelas, arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus) sebab sudut antar batang dan cabang amat kecil, termasuk dalam tumbuhan menahun atau tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun belum juga mati.

Akar termasuk akar tunggang (radix primaria), berbentuk sebagai tombak (fusiformis) karena pangkalnya besar dan meruncing keujung dengan serabut-serabut akar sebagai pencabangan atau biasa disebut akar tombak, sifatnya adalah akar tunjang karena menunjang batang dari bagian bawah kesegala arah.


Baca juga Cara Budidaya Daun Salam

Related Posts:

Budidaya Daun Salam

Budidaya-Daun-Salam
Daun Salam (Eugenia polyantha)

Karena dikenal dengan berbagai macam khasiat dari Daun Salam itu sendiri, banyak orang yang berupaya untuk membudidayakan tanaman ini. Daun Salam sangat mudah untuk dikembangkan.

Metode penanaman Daun Salam : Biji, Cangkok atau Stek pucuk
Biji

Seperti cara umum yang sering dilakukan adalah dengan menanam biji dari tanaman salam tersebut, lakukan kontrol sampai benih benar-benar tumbuh dan subur.

Cangkok / stek

      Bahan:
  1. menyiapkan media stek,
  2. tanah,
  3. kompos,
  4. merang.

Cara Budidaya Daun Salam dengan Cangkok/ Stek:
potong pucuk ranting salam, potong daunnya sisakan 3 atau 2 helai saja. olesi pangkal stek dengan air bawang merah untuk merangsang pertumbuan akar, tancapkan kemedia stek lalu beri sungkup pakai plastik kemudian tempatkan ditempat yang teduh. Lakukan kontrol agar media tetap lembab jangan terlalu becek dan tunggu sampai akar tumbuh.

Related Posts:

Nuansa Herbal

Nuansa-Herbal
Herbal

Pada Era ini pemanfaatan tanaman obat di Indonesia makin meningkat dari waktu ke waktu baik oleh industri kecil maupun besar dengan melihat banyaknya didirikan perusahaan farmasi ataupun usaha rumah tangga dengan cara tradisional. Sehubungan hal tersebut maka diperlukan juga upaya pembudidayaannya. Tanaman obat harus diproduksi secara alami atau ramah lingkungan, harus bebas dari bahan-bahan kimia sehingga pembudidayaannya pun harus secara organik. Tanaman obat akan lebih berkhasiat jika digunakan dalam keadaan segar.
Penggunaan obat dimasyarakat kini memiliki kecendrungan untuk “back to nature” dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat, karena obat sintetis dirasakan terlalu mahal dengan efek samping yang besar dan pastinya tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang. Tidak sedikit pula orang yang menjadikan pekarangan mereka menjadi media tanaman obat untuk kebutuhan sumber bahan makanan serta obat-obatan, selain itu tanaman obat juga dapat berfungsi sebagai sumber oksigen dan juga dapat berfungsi sebagai taman. Pemanfaatan tanaman obat telah terbukti berkhasiat dalam menangkal dan mengatasi penyakit manusia serta aman digunakan asal sesuai dengan aturan pemakaiannya. Untuk menghindari akibat negatif dari pemanfaatan tanaman obat bagi penderita penyakit, maka pemilihan jenis dan bahan tanaman obat harus secara baik dan benar sesuai indikasi penyakit.

Secara garis besar tanaman obat dikatagorikan menjadi 3 kelompok :

  1. Tanaman obat tradisional yaitu tanaman yang diketahui dan dipercaya masyarakat tertentu memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Contoh tanaman Purwaceng (Pimpinella sp.) dipercaya oleh masyarakat Dieng sebagai bahan penambah gairah sex.
  2. Tanaman obat modern, tanaman yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat sebagai obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Contoh : meniran (Phyllanthus niruri) yang telah dikemas sebagai obat penambah daya tahan tubuh pada anak.
  3. Tanaman obat potensial, tanaman yang diduga mengandung atau memiliki senyawa aktif berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai bahan obat-obatan. Contoh sarang semut (Myrmecodia spp). (Hidayat, 2008). Pemanfaatan tanaman obat secara langsung dapat memperbaiki status gizi, sarana pemerataan pendapatan, sarana pelestarian alam, serta sarana gerakan penghijauan dan keindahan.

Badan POM (2005) mendefinisikan obat tradisional adalah bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan mineral, sediaan sari atau campuran dari bahan-bahan tersebut digunakan secara turun temurun untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. (wikipedia)

Related Posts: